Masyarakat Profesional Madani Indonesia (MAPMI) pada Selasa (25/9) besuk, bertempat di Resto Gado-Gado Boblo, Jalan Gereja Theresia No 41 Menteng Jakarta Pusat, akan dikukuhkan dan dilantik kepengurusannya oleh para pendiri, dan rencana juga akan disertai dengan diskusi publik.
Tema Diskusi, panitia mengambil tema “Peluang dan Tantangan BUMN Hadapi Krisis Global", dan akan hadir, mantan Ketua Komisi V DPR, Putra Jaya Husin, Eddy Junaidi (Direktur Kalimasada Institute), Salamudin Daeng (ekonom), Hendrajit (Global Futuere Institute), Perdana Wahyu (doseb pasca sajana Univ Yarsi) dan Abra Talattov (Indef).
Pada siaran Pers yang diterima redaksi, MAPMI menyebut, bahwa BUMN saat ini tengah di posisi tantangan yang luar biasa, karena situasi dan kondisi global yang tidak kondusif. antara lain perang dagang Amerika dan China serta jatuhnya mata uang di Turki, Argentina dan lainnya.
Dengan bergejolaknya hal itu, Indonesia mengalami imbasnya, dengan dolar AS berpotensi terus menguat terhadap rupiah. Jika ini terjadi, membahayakan BUMN, khususnya yang non keuangan atau perbankan.
Menurut informasi, total utang BUMN mencapai 4.343 triliun rupiah, pada 2017. Untuk BUMN non perbankan atau non finansial mencapai Rp 610,7 triliun, dan 60% berbentuk valas. Jika dolar menguat sampai Rp 15.000, akan mengakibatkan BUMN kita berpotensi kolaps.
Terkait ini, adalah tugas BUMN untuk menyikapi permasalahan ini. Dampak ini bisa dianggap sebagai cerminan bahwa ada yang tidak beres dengan perekonomian Indonesia belakangan ini.
Untuk itu melalui diskusi besuk, diharapkan dari narasumber yang hadir untuk bisa memberi masukan ataupun tawaran dalam permasalahan yang ada.
0 komentar:
Posting Komentar