Rumah Sakit LV. I Husada Satgas Indobatt XXIII-M/Unifil Pilihan Utama Warga Lebanon
(Penkostrad. Sabtu, 29 Juni 2019). Rumah Sakit Level I Husada yang merupakan bagian dari Satgas Yonmek TNI Konga XXIII- M/UNIFIL (United Nation Interm Force In Lebanon) yang sedang menjalankan misi perdamaian di Lebanon Selatan telah menjadi pilihan utama bagi warga Lebanon Selatan yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Adchit Alqusayr Lebanon Selatan. Rabu (26/6/2019).
Dansatgas Yonmek TNI Konga XXIII- M/UNIFIL Letkol Inf Arfa Yudha Prasetya mengatakan Rumah Sakit Level I Husada sesuai dengan keberadaannya di dalam Organisasi Satgas Yonmek TNI Konga XXIII-M/UNIFIL (Satgas Indobatt) adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi seluruh prajurit Satgas Indobatt yang berjumlah 850 orang Peacekeepers dan mendukung tugas pokok Satgas dengan memberikan pelayanan kesehatan bagi warga Lebanon terutama warga yang berada disekitar wilayah tanggungjawab Satgas Indobatt daerah Adchit Al Qusayr dan sekitarnya. Pelayanan khusus kepada masyarkat Lebanon ini diberikan tanpa adanya pungutan biaya sedikitpun.
“Sejak awal masa penugasan di Lebanon sampai dengan sekarang memasuki bulan ketujuh Rumah Sakit Level I Husada dengan senyum, keramahan dan keikhlasan personel kesehatan Satgas Indobatt dalam memberikan pelayanan kesehatan menjadikannya sebagai andalan warga Lebanon dalam mengatasi permasalahan kesehatan sehingga dalam setiap harinya selalu menerima pasien kurang lebih sepuluh orang setiap harinya,” tutur Dansatgas.
Jam operasional resmi dimulai dari jam 08.00 LT sampai dengan jam 17.00 LT setiap hari. Pelayanan diluar jam dinas tetap diberlakukan, dengan selalu menempatkan piket yang bertugas selama 24 jam dan selalu siap dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi warga dan prajurit yang membutuhkan, dimulai dari pasien yang membutuhkan pelayanan obat sampai dengan pasien yang kondisi kritis sekalipun, yang diakibatkan kecelakaan lalu lintas, kecelakaan saat bekerja ataupun yang lainnya.
Seperti ysng dialami seorang warga dari desa Ett Taibe, bernama Mr. Ali (42) mengalami kecelakaan kerja dimana salah satu jarinya tertimpa besi, sehingga harus segera mendapat tindakan medis. Setelah melalui prosedur keamanan mulai dari pos penjagaan depan sampai dengan ruang perawatan RS. Level I Husada.
Pasien langsung diperiksa oleh Dokter dan Bintara Kesehatan Serda (K) E. Aritonang dan Kopda Amp Karto sebagai Tamtama Kesehatan (Takes) secara mantap dan cekatan tanpa keraguan sedikitpun dalam memberikan tindakan berupa pemeriksaan, pembersihan luka, sampai dengan menjahit jari yang terluka serta memberikan obat yang tepat bagi pasien tersebut.
Perlu diketahui dalam proses pemberian pelayanan kesehatan terhadap penduduk lokal Lebanon, mereka harus melalui tahapan prosedur keamanan, sesuai ketentuan yang berlaku berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) dari United Nation (UN), dimana setiap orang harus diperiksa mulai dari identitas, barang bawaan, perlengkapan serta tujuan yang jelas sebelum memasuki Markas Indobatt, terlebih bila dihadapkan dengan keterbatasan bahasa dimana sebagian besar pasien yang datang tidak dapat berbahasa Inggris, sehingga dibutuhkan Languange Assistance (LA) untuk membatu petugas jaga dalam menerjemahkan bahasa Arab yang mereka gunakan.
“Tentunya prosedur keamanan ini, bila tidak dilatih dan terbiasa untuk selalu bertindak secara cermat dan tepat, akan memakan waktu yang lama yang akan berdampak negatif bagi pasien yang sakit” jelas Dansatgas.
“Untuk itu kami seluruh anggota Satgas selalu membiasakan diri untuk bekerja secara profesional, sesuai dengan motto Satgas “Macan” yang berarti Mantap dalam berbuat dan Cekatan dalam bertindak disetiap kegiatan dan aktivitas maupun dalam berkoordinasi dengan menggunakan alat komunikasi radio maupun telefon yang terintegrasi secara melekat mulai dari prajurit yang bertugas sebagai penjaga pos depan (Maingate) maupun staf terkait, Dokter dan petugas kesehatan yang ada di RS Level I Husada,” tuturnya.
“Apa yang kami lakukan disini tentunya sudah menjadi tugas dan tangungjawab sebagai Peacekeepers, namun kami juga berkomitmen untuk tetap memberikan pelayanan yang tebaik dalam usaha memberikan bantuan kemanusiaan melalui keberadaan Rumah Sakit Level I Husada, sehingga bisa diandalkan dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi warga Lebanon.” Pungkas Dansatgas.
Pelayanan kesehatan Rumah Sakit Level I Husada, tidak hanya dilakukan di Markas Indobatt, namun setiap harinya bersama-sama dengan staf Cimic Satgas Indobatt, para tenaga medis Bintara kesehatan (Bakes) dan Tamtama Kesehatan (Takes) dari RS Level I Husada serta didampingi LA, secara rutin mendatangi rumah-rumah warga Lebanon untuk memberikan bantuan kesehatan kepada mereka, yang karena keterbatasan dan sakit tidak dapat secara langsung mendatangi Indobatt.
Autentikasi
Kapen Kostrad, Kolonel Inf Adhi Giri Ibrahim
(Penkostrad. Sabtu, 29 Juni 2019). Rumah Sakit Level I Husada yang merupakan bagian dari Satgas Yonmek TNI Konga XXIII- M/UNIFIL (United Nation Interm Force In Lebanon) yang sedang menjalankan misi perdamaian di Lebanon Selatan telah menjadi pilihan utama bagi warga Lebanon Selatan yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Adchit Alqusayr Lebanon Selatan. Rabu (26/6/2019).
Dansatgas Yonmek TNI Konga XXIII- M/UNIFIL Letkol Inf Arfa Yudha Prasetya mengatakan Rumah Sakit Level I Husada sesuai dengan keberadaannya di dalam Organisasi Satgas Yonmek TNI Konga XXIII-M/UNIFIL (Satgas Indobatt) adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi seluruh prajurit Satgas Indobatt yang berjumlah 850 orang Peacekeepers dan mendukung tugas pokok Satgas dengan memberikan pelayanan kesehatan bagi warga Lebanon terutama warga yang berada disekitar wilayah tanggungjawab Satgas Indobatt daerah Adchit Al Qusayr dan sekitarnya. Pelayanan khusus kepada masyarkat Lebanon ini diberikan tanpa adanya pungutan biaya sedikitpun.
“Sejak awal masa penugasan di Lebanon sampai dengan sekarang memasuki bulan ketujuh Rumah Sakit Level I Husada dengan senyum, keramahan dan keikhlasan personel kesehatan Satgas Indobatt dalam memberikan pelayanan kesehatan menjadikannya sebagai andalan warga Lebanon dalam mengatasi permasalahan kesehatan sehingga dalam setiap harinya selalu menerima pasien kurang lebih sepuluh orang setiap harinya,” tutur Dansatgas.
Jam operasional resmi dimulai dari jam 08.00 LT sampai dengan jam 17.00 LT setiap hari. Pelayanan diluar jam dinas tetap diberlakukan, dengan selalu menempatkan piket yang bertugas selama 24 jam dan selalu siap dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi warga dan prajurit yang membutuhkan, dimulai dari pasien yang membutuhkan pelayanan obat sampai dengan pasien yang kondisi kritis sekalipun, yang diakibatkan kecelakaan lalu lintas, kecelakaan saat bekerja ataupun yang lainnya.
Seperti ysng dialami seorang warga dari desa Ett Taibe, bernama Mr. Ali (42) mengalami kecelakaan kerja dimana salah satu jarinya tertimpa besi, sehingga harus segera mendapat tindakan medis. Setelah melalui prosedur keamanan mulai dari pos penjagaan depan sampai dengan ruang perawatan RS. Level I Husada.
Pasien langsung diperiksa oleh Dokter dan Bintara Kesehatan Serda (K) E. Aritonang dan Kopda Amp Karto sebagai Tamtama Kesehatan (Takes) secara mantap dan cekatan tanpa keraguan sedikitpun dalam memberikan tindakan berupa pemeriksaan, pembersihan luka, sampai dengan menjahit jari yang terluka serta memberikan obat yang tepat bagi pasien tersebut.
Perlu diketahui dalam proses pemberian pelayanan kesehatan terhadap penduduk lokal Lebanon, mereka harus melalui tahapan prosedur keamanan, sesuai ketentuan yang berlaku berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) dari United Nation (UN), dimana setiap orang harus diperiksa mulai dari identitas, barang bawaan, perlengkapan serta tujuan yang jelas sebelum memasuki Markas Indobatt, terlebih bila dihadapkan dengan keterbatasan bahasa dimana sebagian besar pasien yang datang tidak dapat berbahasa Inggris, sehingga dibutuhkan Languange Assistance (LA) untuk membatu petugas jaga dalam menerjemahkan bahasa Arab yang mereka gunakan.
“Tentunya prosedur keamanan ini, bila tidak dilatih dan terbiasa untuk selalu bertindak secara cermat dan tepat, akan memakan waktu yang lama yang akan berdampak negatif bagi pasien yang sakit” jelas Dansatgas.
“Untuk itu kami seluruh anggota Satgas selalu membiasakan diri untuk bekerja secara profesional, sesuai dengan motto Satgas “Macan” yang berarti Mantap dalam berbuat dan Cekatan dalam bertindak disetiap kegiatan dan aktivitas maupun dalam berkoordinasi dengan menggunakan alat komunikasi radio maupun telefon yang terintegrasi secara melekat mulai dari prajurit yang bertugas sebagai penjaga pos depan (Maingate) maupun staf terkait, Dokter dan petugas kesehatan yang ada di RS Level I Husada,” tuturnya.
“Apa yang kami lakukan disini tentunya sudah menjadi tugas dan tangungjawab sebagai Peacekeepers, namun kami juga berkomitmen untuk tetap memberikan pelayanan yang tebaik dalam usaha memberikan bantuan kemanusiaan melalui keberadaan Rumah Sakit Level I Husada, sehingga bisa diandalkan dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi warga Lebanon.” Pungkas Dansatgas.
Pelayanan kesehatan Rumah Sakit Level I Husada, tidak hanya dilakukan di Markas Indobatt, namun setiap harinya bersama-sama dengan staf Cimic Satgas Indobatt, para tenaga medis Bintara kesehatan (Bakes) dan Tamtama Kesehatan (Takes) dari RS Level I Husada serta didampingi LA, secara rutin mendatangi rumah-rumah warga Lebanon untuk memberikan bantuan kesehatan kepada mereka, yang karena keterbatasan dan sakit tidak dapat secara langsung mendatangi Indobatt.
Autentikasi
Kapen Kostrad, Kolonel Inf Adhi Giri Ibrahim
0 komentar:
Posting Komentar