Dukung Program Pembangunan Infrastuktur, ITL Trisakti Akan Gelar Seminar Perkeretaapian

Dukung Program Pembangunan Infrastuktur, ITL Trisakti Akan Gelar Seminar Perkeretaapian

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti (ITL Trisakti) sebagai Lembaga Pendidikan Tinggi yang memiliki program studi Teknik Infrastruktur dan Lingkungan dengan kekhasan Infrastuktur Perkeretaapian, dalam upaya memberikan Kontribusi kajian-kajian Akademik, terhadap Pemerintah maupun Dunia Usaha, serta meningkatkan Ilmu Pengetahuan bagi Mahasiswa terhadap kondisi Perkeretaapian di Indonesia, bertempat di kampus ITL Trisakti akan di gelar Seminar Nasional dengan tema “Railway Transportation System as The Integrator Intermodal Transport In Jabodetabek Area”.

Seminar yang membahas trasportasi umum berbasis Rel tersebut akan menghadirkan narasumber dari regulator, Operator hingga masyarakat Perkeretaapian. seperti Direktur PT KAI, Direktur PT Len Railway Systrem, Direktur PT MRT, Direktur PT Rallink, Direktur PT Adhi Karya, Direktur PT INKA, Direktur MASKA dan penanggap dari Dosen ITL Trisakti, hal tersebut diungkapkan Wakil Rektor IV ITL Trisakti, Dr Juliater Simarmata di ruang kerjanya.

Lebih jauh dijelaskan, bahwa Angkutan Umum berbasis Rel sebenarnya bisa menjadi solusi terbaik dalam mengatasi kemacetan di Ibukota, Khususnya di Jakarta dan kota besar lain di Indonesia, kalau dilihat sejarah perkeretaapian di Indonesia, sebenarnya di Jakarta dan Surabaya pada masa Hindia Belanda sudah ada angkutan berbasis Rel yaitu Trem Listrik, namun saat ini justru hilang dan tidak bisa difungsikan lagi, demikian juga pada masa Belanda 400 tahun silam, Indonesia sudah memiliki transportasi antar Kota berupa Kereta Api dengan panjang 8.000 Km, namun saat ini justru menyusut hanya 6.000 Km, banyak jalur kereta yang hilang seperti Semarang-Jogja dan daerah lain di luar Jawa, berarti selama 400 tahun kita tidak berbuat banyak dalam pembangunan transpotrasi umum berbasis Rel, dan kita beryukur Presiden Jokowi dengan Program Nawacita telah memprioritaskan pembangunan infrastuktur khususnya jalur Kereta, bahkan lebih maju lagi dengan dibangunya Light Rail Transit (LRT) dan Mass Rapid Transit (MRT).

Fasilitas transpotrasi umum berbasis Rel tersebut harus juga dilakukan kajian mendalam, karena kalau kita lihat seperti Kereta Jakarta-Bandara Cengkareng masih sepi penumpang, bisa jadi karena moda angkutan lain belum terintegrasi, sehingga masyarakat kesulitan menjangkau Stasiun Sudirman untuk beralih ke Kereta Rallink tersebut.

Kesiapan Sumber Daya Manusia maupun Pembangunan jalur angkutan berbasis Rel juga akan dibahas oleh pembicara baik dari PT KAI, PT INKA maupun PT Adhi Karya, yang terus menyiapkan jalur kereta tersebut, bagaimana teknologinya, perijinananya hingga pendanaannya, ini semua butuh political Will dari Pemerintah dan Wakil Rakyat, paparnya.

Dalam seminar Nasional Perkeretaapian ini kita juga akan mengevaluasi sampai sejauh mana pembangunan Angkutan berbasis Rel yang terintegrasi dengan moda angkutan yang lain, serta sejauhmana nanti dengan adanya LRT, MRT maupun KRL bisa dimanfaatkan oleh masyarakat khususnya Jabodetabek yang saat ini masih memilih kendaraan pribadi, baik Sepeda Motor maupun Mobil, kalau di negara maju pengguna angkutan umum sudah mencapai 80%, mungkinkah warga Jabodetabek akan mau beralih ke Angkutan Umum berbasis Rel, hal tersebut butuh kajian-kajian lebih lanjut, sehingga diharapkan program penyediaan angkutan umum berbasis Rel tersebut benar-benar bermanfaat bagi masyarakat serta mampu menekan angka kemacetan, khususnya di kota besar seperti Jakarta, tegasnya.(Nrl)

0 komentar:

Posting Komentar

 

SEL SURYA

SEL SURYA