ASOPS KASAL : ASIA TENGGARA MERUPAKAN TITIK TRANSISI ANTARA SAMUDERA HINDIA DAN PASIFIK

ASOPS KASAL : ASIA TENGGARA MERUPAKAN TITIK TRANSISI ANTARA SAMUDERA HINDIA DAN PASIFIK

Jakarta, 13 Desember 2018, Asia Tenggara merupakan titik transisi antara Samudera Hindia dan Pasifik, sehingga konsep Geo-Politik “Indo-Pasifik”menjadi penting bagi ASEAN. Hal tersebut disampaikan oleh Asisten Operasi (Asops) Kasal, Laksamana Muda TNI Didik Setiyono, S.E., M.M., dalam amanat tertulis yang dibacakan Wakil Asisten Operasi (Waasops) Kasal, Laksma TNI Yusup, S.E., M.M., saat membuka acara Focus Group Discussion (FGD) tentang Indo-Pasifik dan pengaruhnya di kawasan regional, bertempat di Auditorium Mabesal, Cilangkap Jakarta Timur, Kamis, (13/12).

Menurut Asops Kasal sampai saat ini ASEAN belum memiliki pandangan yang sama terhadap konsep Indo-Pasifik. Dengan dinamisnya perkembangan lingkungan strategis terutama di kawasan Indo-Pasifik saat ini, maka, TNI Angkatan Laut perlu mengambil langkah antisipasi sesuai fungsi yang dimiliki melalui penyiapan strategi dan kekuatan dalam melaksanakan operasi laut serta penyiapan sumber daya manusia, melalui kegiatan diskusi dalam bentuk Focus Group Discussion, sehingga TNI Angkatan lebih siap dalam menghadapi berbagai macam potensi ancaman yang terjadi.

“Tren ancaman dan konflik yang bergeser dari tradisional menjadi non tradisional, semakin menjadikan kompleks permasalahan di Indo-Pasifik. Aktor negara memainkan peranan penting dalam setiap isu mengenai keamanan tersebut. Salah satunya, ancaman organisasi kejahatan transnasional yang marak terjadi seperti Drug Trafficking”, ujar Asops Kasal.

Hal ini membuktikan tingkat kerawanan yang masih relatif tinggi di kawasan tersebut, sehingga diperlukan kerja sama antar negara untuk menghadapi berbagai ancaman, tambahnya.

Asops Kasal mengungkapkan bahwa, kawasan Indo-Pasifik merupakan wilayah yang unik, dimana baik secara politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan, meyimpan banyak potensi konflik. Isu keamanan pun banyak didominasi oleh negara-negara besar yang mempengaruhi perkembangan lingkungan strategis di kawasan ini, seperti Amerika Serikat, China, Rusia, Jepang, India maupun Australia.

Dalam kegiatan yang diikuti 83 peserta dari Kemhan RI, Mabes TNI, Mabesal, Kotama TNI AL Jakarta dan BPPK Kemlu RI serta Unhan turut menghadirkan para pembicara yang ahli dibidangnya yaitu Pengamat Intelijen dan Pertahanan Ibu Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati menyampaikan materi tentang Lingkungan Strategis & Geopolitik, Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kemenlu Dr. Siswo Pramono, S.H., LLM., Ph.D., dengan materi Indonesia's Perspective For an Asean Outlook on Indo-Pacific : Towards a peaceful, properous and inclusive region dan Komandan Seskoal Laksda TNI Dr. Amarulla Oktavian, S.T., M.Sc., D.E.S.D., yang memaparkan tentang kapasitas tempur prajurit TNI AL mengantisipasi skenario terburuk Indo‐Pasifik.

0 komentar:

Posting Komentar

 

SEL SURYA

SEL SURYA