25 Pimpinan Pramuka Se-Asia Pasifik akan Bertemu di Bali
Sebanyak 25 pimpinan Pramuka se-Asia Pasifik akan melakukan pertemuan di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, 22-25 April 2017. Pertemuan ini dinamakan APR (Asia-Pacific Regional) Scout Leaders Summit 2017.
APR (Asia-Pacific Regional) Scout Leaders Summit kali ini berlangsung yang kesembilan. Indonesia menjadi tuan rumah untuk yang kedua kalinya. Lantas, apakah Summit itu?.
APR Scout Leaders Summit adalah rapat kerja bagi 3 pimpinan NSO (National Scout Organization), yaitu Chief Commissioner (setara Ka Kwarnas), International Commissioner (Waka Hublu) dan Chief Executive (Sesjen), yang diselenggarakan setiap 3 tahun di antara 2 konferensi APR.
Tujuan APR Scout Leaders Summit adalah mendiskusikan dan membahas program-program dan kegiatan-kegiatan besar dan penting di Asia-Pasifik, serta menyelesaikan tantangan dan hambatan yang ditemui, ujar Andalan Nasional Kwarnas Gerakan Pramuka Urusan Hubungan Luar Negeri, Brata T. Hardjosubroto, Minggu (16/4).
Kemudian, kata Brata, Summit juga akan membahas arah dan langkah ke depan, termasuk persiapan menghadiri Konferensi Pramuka se-Dunia ke-41 (41st World Scout Conference) di Baku, Azerbaijan, Agustus 2017, dan Konferensi Pramuka se-Asia-Pasifik ke-27 (27th APR Scout Conference) di Filipina 2018. Konferensi APR sebelumnya adalah di Korea 2015.
Pimpinan Pramuka se-Asia Pasifik yang akan hadir yaitu dari Australia, Bangladesh, Bhutan, Brunei Darussalam, Camboja, Taiwan, Fiji, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, Kiribati, Korea Selatan, Maldavie, Mongolia, Myanmar, Nepal, New Zealand, Pakistan, Papua New Guinea, Philipina, Singapura, Sri Langka, dan Thailand.
Menurut Brata, dengan pertemuan ini banyak manfaat yang bisa diambil. Antara lain, Gerakan Pramuka dapat mempertahankan dan memperkuat peran dan kontribusinya dalam pergaulan serta percaturan dan diplomasinya di Asia-Pasifik. Pasalnya, Gerakan Pramuka atau Scout Movement adalah organisasi internasional yang menerapkan prinsip-prinsip (law & promises) yang diperkenalkan oleh Lord Baden Powell.
Apalagi mengingat Gerakan Pramuka adalah salah satu dari 162 NSO (National Scout Organization) anggota WOSM (World Organization of Scout Movement/ Organisasi Gerakan Pramuka Dunia) yang memiliki 17.200.595 anggota (data Munas 2013), atau yang terbesar di dunia, dan bernaung dibawah Regional Asia-Pasifik WOSM bersama 24 NSO lainnya, tuturnya.
WOSM memiliki 6 regional di seluruh dunia. Dengan anggota sebanyak itu, Gerakan Pramuka kata dia, sangat diperhitungkan dalam pergaulan internasional, terutama menyangkut pencapaian Visi WOSM 2023, yaitu menjadi organisasi terdepan di dunia bagi pendidikan kaum muda, yang melibatkan 100 juta kaum muda sebagai warganegara aktif yang mampu menciptakan perubahan positif guna membangun manfaat bersama di komunitas masing-masing.
Maka, wajar Gerakan Pramuka terpilih secara mutlak sebagai tuan rumah 9th APR Scout Leaders Summit 2017 dalam rapat Komite Pramuka Regional Asia-Pasifik (Asia-Pacific Regional Scout Committee) di Jakarta, 9 April 2016. Dalam pemungutan suara diantara 11 anggota Komite APRS, GP mendapat dukungan 7 suara, mengalahkan Korea Selatan 2 suara, Bangladesh 1, dan Pakistan 0. Ketua Komite, Paul Parkinson asal Australia, sengaja tidak ikut memberikan suaranya.
Gerakan Pramuka berkampanye mengajukan diri sebagai tuan rumah 9th APR Scout Leaders Summit 2017 sejak pada 8th APR Scout Leaders Summit 2014 di Negombo, Sri Lanka, jelasnya.
Sementara itu, Ketua Kwarnas, Adhyaksa Dault menyatakan rasa bangga Indonesia kembali menjadi tua rumah pertemuan pimpinan Pramuka se-Asia Pasifik. Melalui kegiatan ini ia berharap, Pramuka Indonesia bisa mengambil peran strategis dalam setiap pengambilan kebijakan menyangkut perkembangan organisasi kepanduan dunia.
Menurutnya, Kwarnas Gerakan Pramuka selalu memberikan yang terbaik saat menjadi tuan rumah dalam berbagai pertemuan internasional terkait kepramukaan. Karena itu, ia yakin di forum pertemuan nanti Pramuka Indonesia juga bisa memberikan yang terbaik.
Untuk pertemuan Ketua Pramuka se-Asia Pasifik di Bali nanti, saya tekankan, agar berbagai hal yang sudah dievaluasi saat kita menjadi tuan rumah pertemuan-pertemuan internasional sebelumnya dijadikan salah satu pedoman, tuturnya.
Dalam pertemuan nanti, kita akan menyampaikan beberapa kegiatan unggulan yang sudah dilakukan Kwarnas Gerakan Pramuka. Harapannya dapat diterapkan juga di negara-negara lain (NSO) yang hadir. Kita harus percaya diri, namun juga harus membuka diri terhadap ide-ide dari negara lain, pungkasnya.(Nrl)
Sebanyak 25 pimpinan Pramuka se-Asia Pasifik akan melakukan pertemuan di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, 22-25 April 2017. Pertemuan ini dinamakan APR (Asia-Pacific Regional) Scout Leaders Summit 2017.
APR (Asia-Pacific Regional) Scout Leaders Summit kali ini berlangsung yang kesembilan. Indonesia menjadi tuan rumah untuk yang kedua kalinya. Lantas, apakah Summit itu?.
APR Scout Leaders Summit adalah rapat kerja bagi 3 pimpinan NSO (National Scout Organization), yaitu Chief Commissioner (setara Ka Kwarnas), International Commissioner (Waka Hublu) dan Chief Executive (Sesjen), yang diselenggarakan setiap 3 tahun di antara 2 konferensi APR.
Tujuan APR Scout Leaders Summit adalah mendiskusikan dan membahas program-program dan kegiatan-kegiatan besar dan penting di Asia-Pasifik, serta menyelesaikan tantangan dan hambatan yang ditemui, ujar Andalan Nasional Kwarnas Gerakan Pramuka Urusan Hubungan Luar Negeri, Brata T. Hardjosubroto, Minggu (16/4).
Kemudian, kata Brata, Summit juga akan membahas arah dan langkah ke depan, termasuk persiapan menghadiri Konferensi Pramuka se-Dunia ke-41 (41st World Scout Conference) di Baku, Azerbaijan, Agustus 2017, dan Konferensi Pramuka se-Asia-Pasifik ke-27 (27th APR Scout Conference) di Filipina 2018. Konferensi APR sebelumnya adalah di Korea 2015.
Pimpinan Pramuka se-Asia Pasifik yang akan hadir yaitu dari Australia, Bangladesh, Bhutan, Brunei Darussalam, Camboja, Taiwan, Fiji, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, Kiribati, Korea Selatan, Maldavie, Mongolia, Myanmar, Nepal, New Zealand, Pakistan, Papua New Guinea, Philipina, Singapura, Sri Langka, dan Thailand.
Menurut Brata, dengan pertemuan ini banyak manfaat yang bisa diambil. Antara lain, Gerakan Pramuka dapat mempertahankan dan memperkuat peran dan kontribusinya dalam pergaulan serta percaturan dan diplomasinya di Asia-Pasifik. Pasalnya, Gerakan Pramuka atau Scout Movement adalah organisasi internasional yang menerapkan prinsip-prinsip (law & promises) yang diperkenalkan oleh Lord Baden Powell.
Apalagi mengingat Gerakan Pramuka adalah salah satu dari 162 NSO (National Scout Organization) anggota WOSM (World Organization of Scout Movement/ Organisasi Gerakan Pramuka Dunia) yang memiliki 17.200.595 anggota (data Munas 2013), atau yang terbesar di dunia, dan bernaung dibawah Regional Asia-Pasifik WOSM bersama 24 NSO lainnya, tuturnya.
WOSM memiliki 6 regional di seluruh dunia. Dengan anggota sebanyak itu, Gerakan Pramuka kata dia, sangat diperhitungkan dalam pergaulan internasional, terutama menyangkut pencapaian Visi WOSM 2023, yaitu menjadi organisasi terdepan di dunia bagi pendidikan kaum muda, yang melibatkan 100 juta kaum muda sebagai warganegara aktif yang mampu menciptakan perubahan positif guna membangun manfaat bersama di komunitas masing-masing.
Maka, wajar Gerakan Pramuka terpilih secara mutlak sebagai tuan rumah 9th APR Scout Leaders Summit 2017 dalam rapat Komite Pramuka Regional Asia-Pasifik (Asia-Pacific Regional Scout Committee) di Jakarta, 9 April 2016. Dalam pemungutan suara diantara 11 anggota Komite APRS, GP mendapat dukungan 7 suara, mengalahkan Korea Selatan 2 suara, Bangladesh 1, dan Pakistan 0. Ketua Komite, Paul Parkinson asal Australia, sengaja tidak ikut memberikan suaranya.
Gerakan Pramuka berkampanye mengajukan diri sebagai tuan rumah 9th APR Scout Leaders Summit 2017 sejak pada 8th APR Scout Leaders Summit 2014 di Negombo, Sri Lanka, jelasnya.
Sementara itu, Ketua Kwarnas, Adhyaksa Dault menyatakan rasa bangga Indonesia kembali menjadi tua rumah pertemuan pimpinan Pramuka se-Asia Pasifik. Melalui kegiatan ini ia berharap, Pramuka Indonesia bisa mengambil peran strategis dalam setiap pengambilan kebijakan menyangkut perkembangan organisasi kepanduan dunia.
Menurutnya, Kwarnas Gerakan Pramuka selalu memberikan yang terbaik saat menjadi tuan rumah dalam berbagai pertemuan internasional terkait kepramukaan. Karena itu, ia yakin di forum pertemuan nanti Pramuka Indonesia juga bisa memberikan yang terbaik.
Untuk pertemuan Ketua Pramuka se-Asia Pasifik di Bali nanti, saya tekankan, agar berbagai hal yang sudah dievaluasi saat kita menjadi tuan rumah pertemuan-pertemuan internasional sebelumnya dijadikan salah satu pedoman, tuturnya.
Dalam pertemuan nanti, kita akan menyampaikan beberapa kegiatan unggulan yang sudah dilakukan Kwarnas Gerakan Pramuka. Harapannya dapat diterapkan juga di negara-negara lain (NSO) yang hadir. Kita harus percaya diri, namun juga harus membuka diri terhadap ide-ide dari negara lain, pungkasnya.(Nrl)
0 komentar:
Posting Komentar