Pertemuan Pimpinan Pramuka se-Asia Pasifik di Bali Ditutup, Berikut Tujuah Rekomendasi Pentingnya
Denpasar, Pertemuan Pimpinan Pramuka se-Asia Pasifik ke-9 tahun 2017 (9th Asia-Pacific Regional Scout Leaders Summit 2017) ditutup sore ini dengan menghasilkan 7 rekomendasi penting untuk pengembangan dan kemajuan kepramukaan di kawasan Asia-Pasifik.
Syukur alhamdulillah acara ini sudah selesai dengan sukses dan lancar. Semoga menjadi kenangan indah bagi kita semua, ujar Kak Ahmad Rusdi, Wakil Ketua Kwarnas bidang Hubungan Luar Negeri yang juga menjabat sebagai anggota Komite Pramuka se-Asia Pasifik dalam sambutan penutupannya (25/4).
Berlangsung selama empat hari, diikuti 152 delegasi dan tamu dari 30 negara kawasan Asia Pasifik, acara penutupan Komite Pramuka se-Asia Pasifik ini juga semakin berkesan dengan kehadiran langsung Sekretaris Jenderal WOSM (The World Organziation of Scout Movement), Ahmad Alhendawi.
Berikut 7 rekomendasi penting yang dihasilkan dari Pertemuan Pimpinan Pramuka se-Asia Pasifik di Hotel Inna Bali Beach Sanur (22-25 April):
Pertama, tentang Visi 2020. Semua organisasi pramuka se-Asia Pasifik diminta untuk memperkuat dukungannya guna mewujudkan Visi Pramuka Asia Pasifik 2020, yaitu menjadikan gerakan pramuka sebagai gerakan pendidikan yang menonjol dan diminati sekaligus dapat menawarkan program-program yang relevan dengan anak muda di semua segmen masyarakat.
Kedua, tentang tata kelola. Pertama, semua organisasi pramuka se-Asia Pasifik diminta untuk membentuk sebuah komite yang mengawasi tata kelola organisasinya. Kedua, semua organisasi pramuka se-Asia Pasifik diminta untuk mendiversifikasi keanggotaan Dewannya (termasuk perwakilan pemuda dan gender). Ketiga, Komite Pramuka se-Asia Pasifik diminta untuk mengupdate kerangka acuannya tentang kriteria pengangkatan Sub-Komite serta soal kehadirannya di lokakarya.
Ketiga, tentang GSAT (Global Support Achievment Tools). Pertama, semua organisasi pramuka se-Asia Pasifik diminta untuk berpartisipasi dalam GSAT ðalam 2 tahun ke depan dan bisa mengimplementasikan rekomendasinya. Kedua, semua organisasi pramuka se-Asia Pasifik secara periodik diminta untuk menjalankan GSAT dan terus mengembangkan organisasinya.
Keempat, tentang program anak muda. Pertama, Komite Pramuka se-Asia Pasifik diminta untuk terus memakai survei dan mekanisme lain dalam mempelajari dan memantau tren kaum muda guna memastikan bahwa Pramuka tetap relevan bagi kaum muda. Kedua, Komite Pramuka se-Asia Pasifik diminta untuk mengembangkan program-program model agar organisasi-organisasi pramuka se-Asia Pasifik memungkinkan untuk terlibat dalam pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals/Tujuan Pembangunan Berkelanjutan).
Kelima, tentang MoP (Messengers of Peaces). Pertama, semua organisasi pramuka se-Asia Pasifik diminta untuk mendorong jaringan MoP-nya agar membangun kapasitasnya guna mengerjakan proyek-proyek MoP dan pelayanan masyarakat yang baru dan menarik. Selain itu, mendorong Jaringan MoP agar segera mencatatkan proyek dan community services-nya di www.scout.org. Kedua, semua organisasi pramuka se-Asia Pasifik diminta untuk memastikan Koordinator MoP-nya menyelesaikan laporan akhir proyekya tepat waktu.
Keenam, tentang Kebijakan dan Prioritas WOSM (The World Organization of Scout Movement) dan Pramuka Kawasan Asia Pasifik. Pertama, semua organisasi pramuka se-Asia Pasifik diminta untuk mendiskusikan kebijakan dan prioritas WOSM dan Pramuka Kawasan Asia Pasifik yang baru serta mempertimbangkan bagaimana berbagai kebijakan dan prioritas itu dapat diselaraskan atau diintegerasikan ke dalam strategi nasional masing-masing.
Ketujuh, tentang Pertumbuhan Keanggotaan. Pertama, semua organisasi pramuka se-Asia Pasifik diminta untuk berkomitmen meningkatkan jumlah anggotanya setiap tahun sebesar 3% guna membantu mencapai target global 100 juta anggota Pramuka pada tahun 2023. (Nk)
Denpasar, Pertemuan Pimpinan Pramuka se-Asia Pasifik ke-9 tahun 2017 (9th Asia-Pacific Regional Scout Leaders Summit 2017) ditutup sore ini dengan menghasilkan 7 rekomendasi penting untuk pengembangan dan kemajuan kepramukaan di kawasan Asia-Pasifik.
Syukur alhamdulillah acara ini sudah selesai dengan sukses dan lancar. Semoga menjadi kenangan indah bagi kita semua, ujar Kak Ahmad Rusdi, Wakil Ketua Kwarnas bidang Hubungan Luar Negeri yang juga menjabat sebagai anggota Komite Pramuka se-Asia Pasifik dalam sambutan penutupannya (25/4).
Berlangsung selama empat hari, diikuti 152 delegasi dan tamu dari 30 negara kawasan Asia Pasifik, acara penutupan Komite Pramuka se-Asia Pasifik ini juga semakin berkesan dengan kehadiran langsung Sekretaris Jenderal WOSM (The World Organziation of Scout Movement), Ahmad Alhendawi.
Berikut 7 rekomendasi penting yang dihasilkan dari Pertemuan Pimpinan Pramuka se-Asia Pasifik di Hotel Inna Bali Beach Sanur (22-25 April):
Pertama, tentang Visi 2020. Semua organisasi pramuka se-Asia Pasifik diminta untuk memperkuat dukungannya guna mewujudkan Visi Pramuka Asia Pasifik 2020, yaitu menjadikan gerakan pramuka sebagai gerakan pendidikan yang menonjol dan diminati sekaligus dapat menawarkan program-program yang relevan dengan anak muda di semua segmen masyarakat.
Kedua, tentang tata kelola. Pertama, semua organisasi pramuka se-Asia Pasifik diminta untuk membentuk sebuah komite yang mengawasi tata kelola organisasinya. Kedua, semua organisasi pramuka se-Asia Pasifik diminta untuk mendiversifikasi keanggotaan Dewannya (termasuk perwakilan pemuda dan gender). Ketiga, Komite Pramuka se-Asia Pasifik diminta untuk mengupdate kerangka acuannya tentang kriteria pengangkatan Sub-Komite serta soal kehadirannya di lokakarya.
Ketiga, tentang GSAT (Global Support Achievment Tools). Pertama, semua organisasi pramuka se-Asia Pasifik diminta untuk berpartisipasi dalam GSAT ðalam 2 tahun ke depan dan bisa mengimplementasikan rekomendasinya. Kedua, semua organisasi pramuka se-Asia Pasifik secara periodik diminta untuk menjalankan GSAT dan terus mengembangkan organisasinya.
Keempat, tentang program anak muda. Pertama, Komite Pramuka se-Asia Pasifik diminta untuk terus memakai survei dan mekanisme lain dalam mempelajari dan memantau tren kaum muda guna memastikan bahwa Pramuka tetap relevan bagi kaum muda. Kedua, Komite Pramuka se-Asia Pasifik diminta untuk mengembangkan program-program model agar organisasi-organisasi pramuka se-Asia Pasifik memungkinkan untuk terlibat dalam pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals/Tujuan Pembangunan Berkelanjutan).
Kelima, tentang MoP (Messengers of Peaces). Pertama, semua organisasi pramuka se-Asia Pasifik diminta untuk mendorong jaringan MoP-nya agar membangun kapasitasnya guna mengerjakan proyek-proyek MoP dan pelayanan masyarakat yang baru dan menarik. Selain itu, mendorong Jaringan MoP agar segera mencatatkan proyek dan community services-nya di www.scout.org. Kedua, semua organisasi pramuka se-Asia Pasifik diminta untuk memastikan Koordinator MoP-nya menyelesaikan laporan akhir proyekya tepat waktu.
Keenam, tentang Kebijakan dan Prioritas WOSM (The World Organization of Scout Movement) dan Pramuka Kawasan Asia Pasifik. Pertama, semua organisasi pramuka se-Asia Pasifik diminta untuk mendiskusikan kebijakan dan prioritas WOSM dan Pramuka Kawasan Asia Pasifik yang baru serta mempertimbangkan bagaimana berbagai kebijakan dan prioritas itu dapat diselaraskan atau diintegerasikan ke dalam strategi nasional masing-masing.
Ketujuh, tentang Pertumbuhan Keanggotaan. Pertama, semua organisasi pramuka se-Asia Pasifik diminta untuk berkomitmen meningkatkan jumlah anggotanya setiap tahun sebesar 3% guna membantu mencapai target global 100 juta anggota Pramuka pada tahun 2023. (Nk)
0 komentar:
Posting Komentar