Peserta Latihan Siaga Tempur Laut Koarmabar Tahun 2017 Menerima Pembekalan Tentang Intelijen Maritim
Seluruh prajurit peserta Latihan Siaga Tempur Laut Koarmabar Tahun 2017 menerima pembekalan tentang Intelijen Maritim (Data Gathering & Network Centric Warfare) dari Pengamat Militer dan Intelijen Dr. Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati, M.Si., di Gedung O.B. Syaaf, Markas Komando Koarmabar, Jalan Gunung Sahari Raya No. 67, Jakarta Pusat, Selasa (27/4).
Dalam, pembekalan tersebut, Dr. Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati, M.Si., menyampaikan materi intelijen maritim dalam kaitannya kepada lingkungan strategis yang menjadi cakupan tupoksi Koarmabar. Di antaranya visi Cina ke depan yang ingin mengoptimalkan perannya di Laut Cina Selatan hingga Samudra Hindia dengan maritime silk road-nya. Laut Cina Selatan merupakan masalah besar karena menyangkut masalah sampai ke daratan di bawah laut, sosial ekonomi, politik dan diplomasi. Masalah tersebut tidak dapat diselesaikan sepihak oleh TNI Angkatan Laut namun diselesaikan dengan upaya-upaya diplomasi dengan koordinasi dan sinergitas antar instansi terkait. Perkembangan situasi regional dan Laut China Selatan yang berkaitan dengan geopolitik serta sumber energi yang terkandung didalamnya serta klaim yang dilakukan China dan beberapa negara ASEAN.
Lebih lanjut, Dr. Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati, M.Si., menekankan pentingnya membangun Network Centric Warfare (NCW) sebagai sistem komando dan pengendalian dalam konteks intelijen mairtim. Konsep ini fokus pada penggunaan teknologi informasi mutakhir dan berbasis komputer pada kapal, pesawat, pangkalan dan satuan lainnya yang terintegrasi dalam satu sistem komputer atau digital. Tujuannya untuk terjadi pertukaran informasi yang cepat, akurat dan berkelanjutan mengenai kondisi terkini hingga terwujudnya speed of command dalam merespons setiap keamanan maritim.
Langkah ke depan TNI Angkatan Laut khususnya Koarmabar perlu menentukan kekuatan pertahanan maritim melalui parameter yang ada. Selain itu dalam konteks intelijen maritim sebagai first line of defense, Koarmabar perlu membangun kemampuan pendeteksian serta memberikan reaksi terhadap ancaman secara efektif dan efisien.
Selanjutnya pembekalan diteruskan dengan paparan yang disampaikan Aslog Pangarmabar, memaparkan materi tentang kestabilan kapal, Dankolatarmabar memaparkan tentang Profesi Navigasi Sunrise, Sunset dan Kesalahan Gyro, Kasdiskomlekarmabar memaparkan tentang Dasar-dasar Pernika serta Dansatkorarmabar mermaparkan tentang Raid Report Surface dan Subsurface serta Raid Report Air.(Nk).
Seluruh prajurit peserta Latihan Siaga Tempur Laut Koarmabar Tahun 2017 menerima pembekalan tentang Intelijen Maritim (Data Gathering & Network Centric Warfare) dari Pengamat Militer dan Intelijen Dr. Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati, M.Si., di Gedung O.B. Syaaf, Markas Komando Koarmabar, Jalan Gunung Sahari Raya No. 67, Jakarta Pusat, Selasa (27/4).
Dalam, pembekalan tersebut, Dr. Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati, M.Si., menyampaikan materi intelijen maritim dalam kaitannya kepada lingkungan strategis yang menjadi cakupan tupoksi Koarmabar. Di antaranya visi Cina ke depan yang ingin mengoptimalkan perannya di Laut Cina Selatan hingga Samudra Hindia dengan maritime silk road-nya. Laut Cina Selatan merupakan masalah besar karena menyangkut masalah sampai ke daratan di bawah laut, sosial ekonomi, politik dan diplomasi. Masalah tersebut tidak dapat diselesaikan sepihak oleh TNI Angkatan Laut namun diselesaikan dengan upaya-upaya diplomasi dengan koordinasi dan sinergitas antar instansi terkait. Perkembangan situasi regional dan Laut China Selatan yang berkaitan dengan geopolitik serta sumber energi yang terkandung didalamnya serta klaim yang dilakukan China dan beberapa negara ASEAN.
Lebih lanjut, Dr. Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati, M.Si., menekankan pentingnya membangun Network Centric Warfare (NCW) sebagai sistem komando dan pengendalian dalam konteks intelijen mairtim. Konsep ini fokus pada penggunaan teknologi informasi mutakhir dan berbasis komputer pada kapal, pesawat, pangkalan dan satuan lainnya yang terintegrasi dalam satu sistem komputer atau digital. Tujuannya untuk terjadi pertukaran informasi yang cepat, akurat dan berkelanjutan mengenai kondisi terkini hingga terwujudnya speed of command dalam merespons setiap keamanan maritim.
Langkah ke depan TNI Angkatan Laut khususnya Koarmabar perlu menentukan kekuatan pertahanan maritim melalui parameter yang ada. Selain itu dalam konteks intelijen maritim sebagai first line of defense, Koarmabar perlu membangun kemampuan pendeteksian serta memberikan reaksi terhadap ancaman secara efektif dan efisien.
Selanjutnya pembekalan diteruskan dengan paparan yang disampaikan Aslog Pangarmabar, memaparkan materi tentang kestabilan kapal, Dankolatarmabar memaparkan tentang Profesi Navigasi Sunrise, Sunset dan Kesalahan Gyro, Kasdiskomlekarmabar memaparkan tentang Dasar-dasar Pernika serta Dansatkorarmabar mermaparkan tentang Raid Report Surface dan Subsurface serta Raid Report Air.(Nk).
0 komentar:
Posting Komentar