(Puisi Karya Cupli Risman)
Kami tolak atas nama Dengan itu penderitaan tidak bertepi.
Rindu harap tak berakhir Sengat lelah makin terasa....
Menutup sehelai rambut Berpeci di Surau roboh
Menggali air di gurun pasir
Menangis terinjak gedung...
Engkau......
Terhormat pada tahtamu
Tebar pesona ke seantero
Berpesta pora tak berujung
Bersantai di senja tua...
Mengurai rambut sebahu
Berdasi di megah kuba
Berenang dalam telaga
Berdiri ponggah di atas istana....
Kami diterpa bencana bertalu-talu
Tergenang lumpur bertahun-tahun
Terinjak dan sebagian mati dalam antri BLT mu.
Terbuang jauh jadi budak di negeri orang, ada yang pulang dalam peti mati....
Putus sekolah karena mahal
PHK terdepak mesin.
Payah berladang harga tak seberapa.
Terkurung Sars, Flu Burung, Kambing Antrax dan Flu Babi...
Intrupsi Bapak Presiden!
Tak kah terdengar penderitaan kami
Bila kau enggan menoleh ke belakang
Puih..! kamipun tak sudih memandang kedepan...
Balai Kartini, Jakarta 28 Mei 2009
Sang intruptor, Cupli Risman
0 komentar:
Posting Komentar