DIES NATALIS KE 56 UPDM, PANGLIMA TNI BEKALI WISUDAWAN

DIES NATALIS KE 56 UPDM, PANGLIMA TNI BEKALI WISUDAWAN

Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) ditahun Akademik 2016 - 2017 bertempat di Jakarta Convention Center pada hari Senin 3 April 2017 kembali menggelar Wisuda Sarjana dan Magister, Sidang Senat terbuka UPDM (B) tersebut melepas 972 Sarjana dan Magister, yang berasal dari 4 Fakultas, yaitu Fakultas Kedokteran Gigi 103 orang, Fakultas Ekonomi 95 orang, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik 242 orang serta Fakultas Ilmu Komunikasi sebanyak 361 orang, sementara untuk Program Pasca Sarjana berjumlah 171 Wisudawan.

Disela Wisuda  dilakukan penandatangan MoU Pengabdian Pada Masyarakat oleh enam kampus, yakni Kalbis Institut Jakarta. Universitas Budhi Luhur Jakarta, Universitas Mercu Buana Jakarta. Universitas YARSI, STIK SINT CAROLUS, FISIP UPDM (B),. Setelah penandatangan MoU tersebut kemudian dilanjutkan dengan MoU antara Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) dengan Duta Besar Venezuela, Mrs. Gladys Fransisca Urbaneja.

Sidang Senat Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) tersebut juga diisi Orasi Ilmiah dari Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, dengan tema “Memahami Ancaman, Menyadari Jati Diri, Modal Mewujudkan Indonesia Menjadi Bangsa Pemenang”, dimana Panglima TNI Mengajak Mahasiswa, Ciptakan Indonesia Sebagai Bangsa Pemenang.


Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengajak Alumnus Universitas Prof. DR. Moestopo (Beragama) untuk menciptakan Indonesia sebagai bangsa pemenang dalam menghadapi kompetisi global, dimana Indonesia bukan negara agama, tetapi semua warga Indonesia wajib mempunyai agama yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa sesuai dengan Sila Pertama pada Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945. “Siapapun boleh menjadi pemuka agama yang penting tetap ber-Ketuhanan Yang Maha Esa dan saling menghormati,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut Panglima TNI menyampaikan bahwa, sesuai dengan pernyataan Presiden RI Ir. H Joko Widodo, Pancasila harus diamalkan, dikongkritkan dan diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Indonesia kuat karena mempunyai Pancasila yang menjadi dasar negara. “Saya yakin dengan hal itu kita punya pondasi yang kokoh dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada, serta bisa percaya diri menyongsong masa depan,” imbuhnya.

Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengingatkan bahwa, kita harus waspada  terhadap disintegrasi bangsa dan jangan sampai terpecah belah. Justru harus jadi contoh dalam keberagamaan, bahasa, suku, adat dan budaya tetapi kalau kita lengah, dapat dikendalikan oleh negara lain.

“Ada tujuh langkah untuk menguasai Indonesia. Pertama; hancurkan perekonomian nasional, Kedua; lemahkan ketahanan pangan, Ketiga; kuasai arus informasi dan hancurkan moral, Keempat; pengaruhi gaya hidup dan perilaku, Kelima; marakkan industri seks, narkoba dan miras, Keenam; lemahkan fungsi keluarga maupun sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, dan Ketujuh; tumbuhkan faham radikal dan separatisme serta ciptakan friksi di mata masyarakat,” tuturnya.

Disamping itu, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo juga menyampaikan bahwa, kelebihan sumber daya dan energi yang dimiliki Indonesia dapat menimbulkan ancaman dari luar karena kondisi seperti ini menyebabkan negara-negara lain menjadi iri terhadap Indonesia, “Saat ini populasi penduduk dunia tidak diimbangi dengan ketersediaan pangan, maka hal ini dapat memicu krisis dan  ancaman yang akan dihadapi penduduk dunia di masa mendatang,” ucapnya.

Diakhir ceramahnya Panglima TNI menyampaikan kebanggaannya kepada seluruh Mahasiswa, Sarjana dan Magister Universitas Moestopo (beragama) dan berharap dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuannya dengan dilandasi semangat juang dan faham kebangsaan, seperti yang contohkan oleh pendiri perguruan tinggi ini. “Prof. DR. Moestopo selain sebagai seorang dokter gigi, beliau juga ikut berjuang dalam pembebasan Irian Barat. Saya titipkan masa depan Indonesia kepada kalian semua, mari kita ciptakan Indonesia sebagai bangsa pemenang,” tandasnya.


Sementara Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Prof. Dr. Rudy Hardjanto, M.Sn. dalam sambutannya mengingatkan, bahwa bangsa Indonesia telah menunggu karya-karya inovatif untuk bangkit menjadi bangsa yang besar, dengan mengedepankan karakter untuk selalu memberikan yang terbaik (giving the best) yang dijiwai dengan akhlak dan budi pekerti yang mulia. Implementasikan selalu prinsip kerja 5As (Kerja Keras. Kerja Cerdas, Kerja Mawas, Kerja Tuntas dan Kerja Ikhlas).

Pada acara Wisuda ini, Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Prof. Dr. Rudy Hardjanto, M.Sn, memberikan Penghargaan berupa beasiswa kepada wisudawan terbaik masing-masing Fakultas, termasuk dari Program Pascasarjana.

Wisudawan terbaik adalah Dinda Mousavi, SKG, Ariful Hakim, S.Sos. Maria FeIiCity, S.Sos, Budiyanto, SE. NW Afriyani SE. Try Kemala Fiani, S.Ikom, Desy Aspianti. S Ikom, Dianty Utari Syam. S.Ikom, Dwi Hariwibowo, MM, Pujianto Ramlan, SH. M.Si dan Putry Ambarwati, M.Ikom.

Dalam acara wisuda juga diberikan kepada beasiswa bagi Mahasiswa yang berprestasi akademik dari masing-masing Fakultas dan juga pemberian beasiswa bagi Mahasiswa yang berprestasi Non Akademik.(Nk).

0 komentar:

Posting Komentar

 

SEL SURYA

SEL SURYA