PIM Bakamla RI Menerima Kunjungan Kapuskodal Armabar
Kepala Pusat Informasi Maritim (PIM) Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) Kolonel Laut (P) Arief Meidyanto menerima kunjungan Kepala Pusat Komando dan Pengendalian Komando Armada RI Kawasan Barat (Kapuskodalarmabar) Letkol laut (P) Yadi Mulyadi, di ruang PIM Kantor Bakamla RI Pusat, Jalan Dr. Sutomo No. 11 Jakarta Pusat, Selasa (27/12/2016).
Kunjungan ini dilaksanakan dalam rangka menjalin koordinasi dan kerja sama yang baik dengan instansi lain terkait demi kelancaran dan keberhasilan tugas yang diemban. Dalam kunjungan tersebut Kapuskodal beserta tiga staf Puskodal Armabar menerima paparan materi tentang pengenalan tugas harian PIM dalam pelaksanaan monitoring dan pemantauan, Bakamla Integrated Information System (BIIS) dengan peran fungsi monitoring dan sharing informasi, serta kemampuan tracking dan pengenalan anomaly kapal melalui Monitoring dan Analisa (Monalisa) Bakamla, yang disampaikan oleh staf PIM Letda Maritim Santaki dan penjelasan lebih lanjut oleh Kepala PIM.
PIM dulunya bernama Pusat Komando dan Pengendali (Puskodal) kemudian berubah nama menjadi Kantor Pengelolaan Informasi Marabahaya Laut (KPIML), dan pada saat ini sedang dalam proses perubahan nama menjadi Pusat Informasi Maritim (PIM). PIM yang memiliki tugas melaksanakan pemantauan dan dokumentasi data, identifikasi kapal, dan jaringan satelit system peringatan dini di wilayah perairan Indonesia dan yurisdiksi Indonesia memiliki dua aplikasi andalan, yakni BIIS dan Monalisa.
Bakamla Integrated Information System (BIIS) merupakan aplikasi surveillance dengan dua fungsi utama yaitu monitoring dan sharing informasi. BIIS telah diakses oleh lebih dari 100 user dari berbagai instansi terkait, sehingga deteksi kapal-kapal yang melewati perairan dan yurisdiksi Indonesia tidak hanya dapat dilakukan oleh Bakamla RI, namun juga dapat dilakukan oleh instansi terkait lainnya yang telah menerima akses yang diberikan oleh Bakamla RI sebagai user antara lain Mabes TNI, TNI AL, TNI AU, KKP, Hubla, Basarnas, Bea Cukai,,Polair, BIN, dan lain lain.
Selain itu dalam BIIS juga dapat melihat data cuaca di laut, kondisi tinggi gelombang, gempa bumi, serta zona potensial penangkapan ikan yang diperoleh dari KKP dan Lapan. Data ZPPI tersebut diberikan kepada para nelayan melalui Himpunan Masyarakat Nelayan Indonesia (HNSI), dan untuk dapat memberikan informasi yang lebih baik bagi aparat penegak hukum, BIIS mengoverlay data ZPPI tersebut dengan data posisi kapal-kapal ikan.
Sedangkan aplikasi monalisa merupakan aplikasi berbasis artificial intelligence (AI) secara elektronik, yang dapat memantau pergerakan semua kapal mulai dari pertengahan samudra India di sebalah barat hingga 80 % wilayah PNG di sebelah Timur, dari Philipina, Vietnam hingga wilayah Utara Australia, sehingga memberikan kemudahan bagi Bakamla RI untuk melakukan pemantauan terhadap kapal-kapal yang pada saat itu sedang tidak berada di wilayah perairan Indonesia dan yurisdiksi Indonesia. Monalisa memberikan kemampuan Bakamla RI untuk melaksanakan pencarian anomaly atau perilaku kapal yang tidak wajar yang menjadi indikasi atas terjadinya suatu pelanggaran di laut dengan cara mengamati dan menemukan behavior ships kapal.
Seusai kunjungan tersebut, Kapuskodalarmabar menyampaikan keinginannya agar staf dan personel Koarmabar dapat mempelajari BIIS, sehingga proses pertukaran informasi yang terjalin antara kedua instansi dapat berjalan dengan baik, dan keinginan tersebut disambut baik oleh Kepala PIM. Hal itu merupakan salah satu upaya yang baik untuk terjalinnya sinergi antar instansi dalam hal pertukaran informasi. Direncanakan dalam waktu dekat rencana pelatihan personel Koarmabar di PIM akan segera terealisasi.(Nry)
0 komentar:
Posting Komentar