Sadek SH : Sumbang saran pokok-pokok fikiran Siriwjaya dalam menghadapi masalah bangsa Indonesia


Sadek SH : Sumbang saran pokok-pokok fikiran Siriwjaya dalam menghadapi masalah bangsa Indonesia

Menyoroti banyaknya permasalahan di negeri ini, Wartawan Media Cetak, Radio dan Online mencoba mewawancarai Tokoh Sriwijaya yang juga Ketua Dewan Pembina Generasi Muda Sriwijaya, Ketua Umum Laskar Sriwijaya yang juga Alumni Lemhannas Pimpinan Pemuda Indonesia DPP KNPI 2009, serta Anggota Majelis Pemuda Indonesia DPP KNPI, berikut ungkapan Sadek Suloso Hasbi.

Sumbang saran pokok-pokok fikiran Siriwjaya dalam menghadapi masalah bangsa Indonesia saat ini, yang pertama adalah masalah "Narkoba", menurut sinyalemen kami, Narkoba dipasok oleh 4 negara yang berkolaborasi menghancurkan Indonesia, satu perancang, dua produksi, tiga pelaksana serta monotoring dan empat pengawas pelaksanaan, tujuannya menghancurkan generasi muda, termasuk Eksekutif Muda, Politisi muda, Legeskatif muda, Polisi muda, TNI muda serta calon-calon pemimpin negeri ini agar semua sakit jiwa, dan tidak ada pemikiran untuk bangsa dan negaranya, acuh, apalagi memiliki nilai-nilai patriot di dadanya, untuk itu pernyataan Presiden Jokowi bahwa bangsa ini perang terhadap Narkoba, harus didukung oleh seluruh komponen masyarakat, Pemuda dan komponen bangsa termasuk jajaran TNI harus terlibat didalamnya, untuk perang terhadap Narkoba.

Musuh kedua adalah Terorisme dan Radikalisme, mereka hanya terjebak tentang pemahaman yang salah dalam menghadapai masa depan dirinya, mereka yang memiliki pemikiran tentang Jihad yang salah, maka terjebaklah dalam hidup mereka, sehingga berpotensi menimbulkan kekacauan dimana-mana, solusinya negara harus bisa mendekati mereka, dinasehati ditanya apa maunya, negara harus bisa memberikan kasih sayang dan keadilan supaya mereka bisa hidup layak, negara harus bisa mencarikan sulusi hidup melalui pelatihan kewirausahaan serta akses permodalan, sehingga meraka layak untuk hidup di negeri ini.

Ketiga adalah Komunisme, untuk mengenal mereka cukup mudah, silahkan datang ke Museum Lubang Buaya di Pondok Gede Jakarta Timur, setelah Panglima TNI menginstruksikan pemutaran Film G30S PKI, maka perlu juga di programkan untuk Wajib kunjungan Museum Lubang Buaya, agar seluruh Generasi bangsa maupun masyarakat luas, memahami apa itu Komunisme, kemudian untuk menghadapi Komunisme harus diupayakan agar mereka tidak ingin lagi bangkit, karena hanya akan membuat persoalan-persoalan baru, kemudian TNI AD dan Muslim Indonesia harus islah dengan komunis, dengan cara menghilangkan seluruh dendam masa lalu, namun tidak ada niat sedikitpun untuk bangkit, semua pihak harus merasa bersalah, baik di pihak Komunis maupun pihak TNI harus merasa bersalah, karena kalau selalu merasa benar, maka tidak akan pernah selesai masalahnya, dan Tap MPR 25/66 tetap abadi, jadi bila masih menginginkan berusaha bangkit, maka kita akan masih menghadapi tragedi-tragedi yang dasyat di masa depan.

Keempat masalah Kolonialisme dan Imperialisme gaya baru, dan sistem Perang Modern, yang saat ini sudah berlangsung,oleh sebab itu perlu kiranya kita mengetahui itu, bahwa didalam Sumpah Prajurit dan Sampat Marga itu ada masalah menjaga setiap jengkal tanah dan air Indonesia, maka dipandang perlu hendaknya mulai saat ini para Gubernur, Bupati dan BPN memberikan salinan sudah berapa besar, tanah-tanah yang diberikan kepada asing baik itu Konsensi atau Hak Guna Usaha, berapa lama digunakan serta sudah berapa banyak diwilayah masing-masing, oleh sebab itu perlu juga berapa luas kebun-kebun asing itu, dan saya menghimbau kebun asing yang diatas 20 ribu hektar harus ada Pos TNI/Polri, untuk sekedar memonitor dan berjaga-jaga. Kenapa demikian, karena seluruh persualan, baik itu di Palestina, India, Kasmir dan dimana-mana asal mulanya adalah masalah perebutan tanah, yang tak kalah pentingnya TNI Angkatan Udara perlu membuat menara pengawas di pantai-pantai yang di kuasai asing,maupun perkebunan-pekebunan luas yang di kuasai asing, karena mungkin saja kita mendapatkan penyusupan di wilayah itu, demikian pentingnya karena dikaitkan dengan ilmu pertahanan di negari ini. Seluruh institusi TNI, baik AD, AL maupun AU harus memiliki data, Pulau-pulau mana yang sudah dikuasai asing, reklamasi laut di mana yang sudah dibangun, karena kita tahu harga rumah hasil reklamasi diatas 6 milyar, ini sulit bagi orang Indonesia untuk memilikinya, dan yang menempati nantinya adalah orang-orang asing, untuk itu reklamasi tersebut dapat mempengaruhi sistem keamanan maupun pertahanan RI, karena zona tersebut telah di kuasai asing, dan akan bebas masuk apakah itu Senjata maupun Narkoba dari hasil reklamasi itu. Dan yang paling berbahaya adalah sitem pertahanan negara bisa terdeteksi oleh asing, untuk itulah saat Sriwijaya berkuasa seribu tahun di Nusantara ini, tidak pernah memberikan pulau-pulau kepada asing, semua Kapal Asing di kunci di Selat Malaka, itulah Sriwijaya yang mampu berkuasa 1000 tahun.

Kelima, perlunya dimulai lagi upacara-upacara Bendera di seluruh sekolah, serta wajib menyanyikan lagu-lagu perjuangan, agar didalam dada setiap siswa-siswi di seluruh Indonesia tertanam nilai-nilai patriotism dan nasionalisme di dirinya, kenapa demikian ?, karena kondisi saat ini kita sama-sama mengetahui bahwasanya, sudah lebih kurang 50 juta generasi Indonesia yang terkontaminasi Narkoba dan sedang menjalani Rehabilitas, yang perlu diingat sasaran perang modern adalah menghancurkan generasi muda, menghancurkan wanitanya dan menguasai sumber daya alam, makanya dalam system Sriwijaya yang berkuasa 1000 tahun di negari ini, tidak di perkenankan Wanita Sriwijaya kawin dengan pria asing, karena dapat menghilangkan nilai-nilai Patriotisme, dan tidak pernah memberikan konsesi kepada asing, karena manakala konsensi begitu luas diberikan kepada asing, maka bisa berpotensi mengerosinya nilai-nilai budaya, serta nilai-nilai yang lain, yang merembet pada nilai-nilai Pertahanan, ini sangat berbahaya sekali, jadi Solusi akhir daripada bangsa Indonesia, menurut Sriwijaya, adalah Indonesia perlu memiliki Presiden yang hebat dan Jenius, DPRRI, DPDRI maupun DPRD harus diisi orang-orang yang hebat dan berjiwa negarawan sejati, dan diperlukan Jenderal-jenderal TNI, Polisi, Hakim, Jaksa yang jenius dan hebat.

Masalah Korupsi, sebenarnya korupsi itu diawali oleh oknum pejabat yang tidak takut kepada Tuhannya, dan tidak takut kepada agamanya, tidak takut masuk penjara, tidak takut malu, mereka tidak menyadari saat hari Senin mereka masih mulia, dikawal, punya ajudan dan dengan mobil dinas yang mewah, tetapi manakala hari Selasa ditangkap KPK, habislah semuanya, oleh sebab itu hendaknya Kementerian Dalam Negeri, manakala akan melantik Bupati/Walikota maupun Gubernur, sebaiknya mereka diberikan waktu untuk mengunjungi Koruptor yang di penjara di Sukamiskin, untuk berinteraksi dan tanyajawab, apa kira-kira akibat korupsi tersebut, petinggi negara yang tadinya di elu-elukan dan di puji-puji, jika terkena kasus korupsi dia akan hina seperti seekor monyet yang berdiam diri di dalam tembok ditemani kipas angin yang reot.

Kemudian masalah Hak Angket DPR dan berhadapan dengan KPK, menurut pemikiran-pemikiran Sriwijaya, memang benar DPR memiliki Hak Angket untuk mengawasi, membuat anggaran, tetapi hendaknya sasarannya harus tepat dan benar, yang terbaik adalah Hak angket itu mencari formula dan rumus-rumus untuk membantu dan mempekuat KPK, karena selama bangsa ini berdiri, baru inilah program KPK yang bergerak menghadapi Koruptor, Indonesia sudah darurat korupsi, ada pemikiran oknum pejabat diotaknya, akan bagaimana cara mengakali duit negara, dan berupaya membangun kolaborasi dengan perencanaan serta pelaksanaan proyek, sehingga terjadi proses suap menyuap, mark up, dan kejahatan korupsi lainnya, untuk itu KPK harus di perkuat dan dibantu, tegas Sadek SH. (Red).


0 komentar:

Posting Komentar

 

SEL SURYA

SEL SURYA