Agus Prayogo, Atlet Asian Games 2018 Tuai Sukses Menjadi Perwira TNI AD
Sebagai atlet lari, nama Agus Prayogo memiliki segudang prestasi. Pria yang lahir di Bogor 33 tahun silam ini sudah banyak dikenal, baik di kancah nasional maupun internasional. Lima medali emas SEA Games, lima rekor nasional, serta lima medali di ajang PON menjadi bukti betapa hebatnya Agus Prayogo.
Hari ini, Jumat (27/7/2018), Agus Prayogo dilantik menjadi Perwira dan berpangkat Letnan Dua Infanteri (Letda Inf). Setelah mengikuti rangkaian Prasetya Perwira (Praspa) yang dilantik langsung oleh KASAD Jenderal TNI Mulyono di Secapa AD, masih dengan Seragam PDU-1 menceritakan raihan catatan suksesnya tidak hanya sebagai atlet namun juga perjalanan karirnya di TNI AD.
"Tahun 1995 ketika itu berumur 10 Tahun, saya tinggal di Magelang, kebetulan di kampung saya ada klub lari. Di kampung saya itu kan musiman, musimnya main bola ya main bola, musimnya layangan ya main layangan. Karena waktu itu senang lari, saya tidak sengaja ikut teman-teman untuk ikut lari (klub red), hal tersebut terus berlanjut ketika ada Porseni tingkat SD di Magelang saya berkesempatan mewakili sekolah dan syukur saya jadi juara,"ujar Agus ketika di wawancara di Kantor Penhumas Secapa AD.
"Saya mulai terpikir menjadi atlet profesional ketika mengenyam pendidikan di SMP. Ketika itu, saya diberitahu oleh pelatih di Magelang bahwasannya di Salatiga ada beberapa klub lari yang atletnya berprestasi di tingkat nasional maupun internasional. Akhirnya saya memutuskan untuk hijrah ke Salatiga untuk bergabung ke klub lari tersebut. Dan saya fokus menjadi atlet lari," ungkapnya.
Menjadi seorang pelari profesional bukan jalan yang mudah bagi Agus. Banyak jalan terjal yang dihadapi anak ketiga dari lima bersaudara ini untuk menjadi seorang pelari berprestasi. Salah satunya adalah meninggalkan keluarga serta masa kecilnya.
"Yang saya rasakan berat adalah ketika saya harus meninggalkan keluarga, teman-teman bermain di masa kecil, dan harus pindah ke lingkungan yang baru,"ucapnya.
Tekad dan keinginan Agus untuk menjadi pelari hebat tak pernah padam dalam dirinya. Usaha dan pengorbanan Agus selama meniti karier ingin ia wujudkan dengan sebuah keberhasilan. Meski di tengah persimpangan pilihan, Agus berhasil menjalani pendidikannya dan karir atletnya dengan baik.
"Saya memutuskan untuk fokus ke sekolah atau saya fokus ke dunia lari tapi harus jadi atlet. Jadi saya enggak pernah berfikiran untuk berhenti sebelum berhasil," ujarnya.
Niat dan tekadnya terus dipupuk, terlebih saat dirinya direkrut menjadi prajurit TNI AD dengan pangkat Sersan Dua pada tahun 2008, mental dan fisik serta karakternya semakin tertempa. Karirnya di TNI AD, tidak menjadi halangan untuk berprestasi, namun justru menjadikan dirinya sebagai petarung di lintasan lari yang tidak kenal menyerah untuk menjadi juara dalam setiap even nasional bahkan internasional. Jiwa Nasionalisme dan perjuangan tanpa lelah yang ditanamkan selama menjadi prajurit TNI AD menjadi penguat moral dan pemicu untuk mengibarkan bendera Sang Merah Putih di puncak prestasi.
Baginya, menjadi prajurit TNI AD adalah pilihan yang tepat, karena menurutnya selama ini tidak pernah ada hambatan dari institusi dan justru disupport secara maksimal serta dalam berbagai prestasi yang diraihnya senantiasa mendapatkan apresiasi dari Kasad.
"Pada even Sea Games 2015 di Singapura, saya mendapatkan medali emas dan perak, atas prestasi tersebut Kasad menganugerahkan Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) menjadi Serka, sehingga saya naik pangkat tiga periode lebih cepat dibanding rekan seangkatan", tutur Agus.
"Satuan saya selalu memberikan dorongan semangat untuk senantiasa memacu diri dan memberikan yang terbaik. Seperti pada SEA Games 2009, meski tidak menjadi unggulan dan tidak ditargetkan medali karena belum pernah menjadi juara PON atau nasional, dengan kebulatan tekad untuk membayar kepercayaan pimpinan dan rakyat Indonesia, akhirnya berhasil memberikan kejutan dengan mempersembahkan emas bagi Indonesia", sambungnya.
Meski dengan berbagai prestasi yang diraihnya mampu mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional, tidak membuat Agus menjadi sombong ataupun jumawa namun justru menjadi prajurit yang taat dan loyal kepada atasan maupun satuan, sehingga presatasi dan kinerjanya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pendidikan menjadi Perwira.
"Yang pasti saya sangat berterimakasih ya, saya sangat bangga menjadi prajurit TNI AD, apalagi atas pencapaian selama ini saya diberikan peluang mengikuti pendidikan Perwira, saya juga diberikan kesempatan untuk terus fokus berlatih untuk menuju ke Asian Games," ucapnya.
Selain itu, hal yang tak bisa dipungkiri adalah terus mengalirnya dukungan keluarga serta teman-teman terdekatnya yang juga berpengaruh terhadap kariernya. Namun seiring bergulirnya usia yang tak lagi muda, Agus juga mengharapkan regenerasi atlet pelari-pelari yang bagus dan kompetitif.
"Harapan saya tidak hanya untuk bangsa Indonesia secara umum, dan khususnya untuk TNI AD, mudah-mudahan ada regenerasi yang nanti meneruskan prestasi saya, baik di tingkat nasional maupun internasional,"pungkasnya.
Sebagai atlet lari, nama Agus Prayogo memiliki segudang prestasi. Pria yang lahir di Bogor 33 tahun silam ini sudah banyak dikenal, baik di kancah nasional maupun internasional. Lima medali emas SEA Games, lima rekor nasional, serta lima medali di ajang PON menjadi bukti betapa hebatnya Agus Prayogo.
Hari ini, Jumat (27/7/2018), Agus Prayogo dilantik menjadi Perwira dan berpangkat Letnan Dua Infanteri (Letda Inf). Setelah mengikuti rangkaian Prasetya Perwira (Praspa) yang dilantik langsung oleh KASAD Jenderal TNI Mulyono di Secapa AD, masih dengan Seragam PDU-1 menceritakan raihan catatan suksesnya tidak hanya sebagai atlet namun juga perjalanan karirnya di TNI AD.
"Tahun 1995 ketika itu berumur 10 Tahun, saya tinggal di Magelang, kebetulan di kampung saya ada klub lari. Di kampung saya itu kan musiman, musimnya main bola ya main bola, musimnya layangan ya main layangan. Karena waktu itu senang lari, saya tidak sengaja ikut teman-teman untuk ikut lari (klub red), hal tersebut terus berlanjut ketika ada Porseni tingkat SD di Magelang saya berkesempatan mewakili sekolah dan syukur saya jadi juara,"ujar Agus ketika di wawancara di Kantor Penhumas Secapa AD.
"Saya mulai terpikir menjadi atlet profesional ketika mengenyam pendidikan di SMP. Ketika itu, saya diberitahu oleh pelatih di Magelang bahwasannya di Salatiga ada beberapa klub lari yang atletnya berprestasi di tingkat nasional maupun internasional. Akhirnya saya memutuskan untuk hijrah ke Salatiga untuk bergabung ke klub lari tersebut. Dan saya fokus menjadi atlet lari," ungkapnya.
Menjadi seorang pelari profesional bukan jalan yang mudah bagi Agus. Banyak jalan terjal yang dihadapi anak ketiga dari lima bersaudara ini untuk menjadi seorang pelari berprestasi. Salah satunya adalah meninggalkan keluarga serta masa kecilnya.
"Yang saya rasakan berat adalah ketika saya harus meninggalkan keluarga, teman-teman bermain di masa kecil, dan harus pindah ke lingkungan yang baru,"ucapnya.
Tekad dan keinginan Agus untuk menjadi pelari hebat tak pernah padam dalam dirinya. Usaha dan pengorbanan Agus selama meniti karier ingin ia wujudkan dengan sebuah keberhasilan. Meski di tengah persimpangan pilihan, Agus berhasil menjalani pendidikannya dan karir atletnya dengan baik.
"Saya memutuskan untuk fokus ke sekolah atau saya fokus ke dunia lari tapi harus jadi atlet. Jadi saya enggak pernah berfikiran untuk berhenti sebelum berhasil," ujarnya.
Niat dan tekadnya terus dipupuk, terlebih saat dirinya direkrut menjadi prajurit TNI AD dengan pangkat Sersan Dua pada tahun 2008, mental dan fisik serta karakternya semakin tertempa. Karirnya di TNI AD, tidak menjadi halangan untuk berprestasi, namun justru menjadikan dirinya sebagai petarung di lintasan lari yang tidak kenal menyerah untuk menjadi juara dalam setiap even nasional bahkan internasional. Jiwa Nasionalisme dan perjuangan tanpa lelah yang ditanamkan selama menjadi prajurit TNI AD menjadi penguat moral dan pemicu untuk mengibarkan bendera Sang Merah Putih di puncak prestasi.
Baginya, menjadi prajurit TNI AD adalah pilihan yang tepat, karena menurutnya selama ini tidak pernah ada hambatan dari institusi dan justru disupport secara maksimal serta dalam berbagai prestasi yang diraihnya senantiasa mendapatkan apresiasi dari Kasad.
"Pada even Sea Games 2015 di Singapura, saya mendapatkan medali emas dan perak, atas prestasi tersebut Kasad menganugerahkan Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) menjadi Serka, sehingga saya naik pangkat tiga periode lebih cepat dibanding rekan seangkatan", tutur Agus.
"Satuan saya selalu memberikan dorongan semangat untuk senantiasa memacu diri dan memberikan yang terbaik. Seperti pada SEA Games 2009, meski tidak menjadi unggulan dan tidak ditargetkan medali karena belum pernah menjadi juara PON atau nasional, dengan kebulatan tekad untuk membayar kepercayaan pimpinan dan rakyat Indonesia, akhirnya berhasil memberikan kejutan dengan mempersembahkan emas bagi Indonesia", sambungnya.
Meski dengan berbagai prestasi yang diraihnya mampu mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional, tidak membuat Agus menjadi sombong ataupun jumawa namun justru menjadi prajurit yang taat dan loyal kepada atasan maupun satuan, sehingga presatasi dan kinerjanya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pendidikan menjadi Perwira.
"Yang pasti saya sangat berterimakasih ya, saya sangat bangga menjadi prajurit TNI AD, apalagi atas pencapaian selama ini saya diberikan peluang mengikuti pendidikan Perwira, saya juga diberikan kesempatan untuk terus fokus berlatih untuk menuju ke Asian Games," ucapnya.
Selain itu, hal yang tak bisa dipungkiri adalah terus mengalirnya dukungan keluarga serta teman-teman terdekatnya yang juga berpengaruh terhadap kariernya. Namun seiring bergulirnya usia yang tak lagi muda, Agus juga mengharapkan regenerasi atlet pelari-pelari yang bagus dan kompetitif.
"Harapan saya tidak hanya untuk bangsa Indonesia secara umum, dan khususnya untuk TNI AD, mudah-mudahan ada regenerasi yang nanti meneruskan prestasi saya, baik di tingkat nasional maupun internasional,"pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar