Komando Daerah Militer Jayakarta (Kodam Jaya), bertempat
di Monumen Pancasila Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur, pada Minggu 30
September 2018, menggelar doa bersama memperingati Hari Kesaktian Pancasila,
acara tersebut dipimpin Pangdam Jaya Mayjend TNI. Joni Supriyanto.
Doa bersama yang diadakan Keluarga Besar Pangdam Jaya
dimulai sejal selepas salat maghrib dan dilanjutkan setelah salat Isya
berjemaah, serta ramah tamah Pangdam bersama keluarga Korban Keganasan G 30 S
PKI serta para Saksi/pelaku sejarah yang turut serta mengangkat jenazah dari
lubang buaya.
Pangdam Jaya, Mayjen TNI Joni SP dalam keterangan PERS
usai Doa bersama, pada wartawan menegaskan, bahwa hari ini bangsa Indonesia
memperingati hari bersejarah, sebuah perjalanan bangsa yang kelam, dari
pemberontakan G 30 S PKI, dan generasi muda tidak boleh melupakan sejarah ini.
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, menjadi bagian
sejarah kelam bangsa Indonesia di masa lalu. Untuk itu, semua anak bangsa wajib
mengetahui, agar tidak melupakan keganasan para pemberontak sadis.
Generasi penerus tentu harus mewaspadai setiap hal yang
kemungkinan akan membahayakan bangsa dan negara. Intinya, semua yang masih
hidup tentu turut berduka dan berterima kasih kepada para pahlawan bangsa, karena
telah menjaga, melindungi negeri ini dari bahaya laten komunis pada waktu itu,
tegasnya.
Mayjend TNI Joni, SP juga menegaskan, bahwa seluruh
jajaran TNI, Khususnya dari Kodam Jaya sangat bersimpati dan hormat pada orang
tua, pendahulu kami yang telah merelakan jiwa raganya, menjaga keselamatan
bangsa dan Negara dari ancaman Komunis, sekali lagi saya tegaskan bahwa seluruh
bangsa Indonesia tidak boleh melupakan sejarah bangsa, dan jangan ada lagi
peristiwa pemberontakan di negeri ini, mari mengisi pembangunan negeri ini
bersama-sama, papar Pangdam Jaya.
Saat disinggung soal nonton bareng film G 30 S PKI.
Menurutnya, bahwa Panglima TNI sudah mempersilahkan nonton kapan saja. Tidak
mesti sekarang, kapan saja boleh nonton, karena semua rakyat Indonesia, bahkan
dunia sekali pun wajib tahu sejarah kekejaman PKI yang pernah terjadi di
Republik Indonesia, tambahnya. (Nrl)
0 komentar:
Posting Komentar