SEMINAR NASIONAL ITL TRISAKTI, WUJUD KONTRIBUSI AKADEMIK, PECAHKAN SOLUSI KENAIKAN KURS US DOLLAR
Kenaikan mata uang dolar Amerika yang berdampak menurunnya nilai tukar rupah terhadap dolar, juga berdampak serius terhadap dunia penerbangan di Indonesia, dan untuk memberikan kontribusi positif, dengan solusi-solusi atas kenaikan nilai tukar dolar tersebut, Institut Transportasi dan Logistik Trisakti (ITL Trisakti) menggelar Seminar Nasional, dengan menampilkan pembicara para Pakar dibidang Transportasi Udara, diantaranya para ahli dari Industri Penerbangan, INACA, Sriwijaya Air, City Link, IATA, KNKT serta ITL Trisakti, Pembicara diantaranya Wismono Nitidihardjo (Kepala Riset INACA), Toto Nurcahyo (Dir. Komersial Sriwijaya Air), Agus lrianto (Vice President Revenue Citilink), Rita Rompas (IATA Country Manager for Indonesia), Soerjanto Tjahjanto (KNKT) dan Charles AN (Dosen ITL Trisakti).
Acara yang digelar Forum Dosen ITL Trisakti di lantai 7 kampus ITL Trisakti, Jumat, 12 Oktober 2018 tersebut juga diikuti oleh 400 peserta, diantaranya, Dosen, Mahasiswa, Dunia Industri Penerbangan serta tamu undangan lain, bahkan panitia juga menggunakan Auditorium ITL Trisakti melalui fasilitas Audio Conferences. Dengan tema “How Indonesian airline industry survivers from currency and fuel price turbulence”. Tema tersebut diambil juga karena dunia penerbangan di Indonesia, biaya operasionalnya diperhitungkan dengan US Dollar, seperti harga bahan bakar fuel, perawatan pesawat, Sewa Pesawat, Gaji Pilot hingga sewa bandara.
Rektor ITL Trisakti, Dr Tjuk Sukardiman disela acara tersebut menjelaskan, bahwa Seminar Nasional oleh Forum Rektor ITL Trisakti ini, sebagai upaya untuk memberikan kontribusi pemikiran pada semua industri penerbangan dan juga pemerintah, karena terjadinya kenaikan dolar sangat berdampak pada biaya penerbangan, hal ini dapat mempengaruhi bagaimana tingkat persaingan antar perusahaan penerbangan. Kita tau begitu sulitnya, bagaimana perusahaan penerbangan untuk bersaing satu sama lain, dan akhirnya nanti akan terjadi fenomena kartel, kalau yang kecil-kecil tutup. maka tinggal yang besar saja, ini sangat membahayakan bagi industri penerbangan di Indonesia, ungkapnya.
Dalam mengatasi permasalahan tersebut, ITL Trisakti akan mengusulkan perlunya regulasi dari pemerintah dengan memperhatikan pergerakan nilai tukar dollar terhadap rupiah, dengan regulasi yang semakin pruden policy, tidak sepenuhnya menyerahkan ke pasar mata uang, namun harus ada intervensi pemerintah, dengan azas Gotong-royong, serta harus diselesaikan secara integral, komprehenship antara pemerintah selaku regulator dan dunia industry secara keseluruhan, tegas Dr Tjuk Sukardiman.
Ketua Yayasan Trisakti, Dr Bimo Prakoso juga menambahkan, bahwa untuk mengatasi masalah kenaikan nilai tukar dolar terhadap rupiah, perlu adanya konsolidasi dilihat bagaimana dunia penerbangan dapat melakukan efisiensi, serta mengevaluasi jalur penerbangan, jika jalur ada yang merugikan maka intensitasnya bisa dikurangi, dan jika ada jalur padat dengan jumlah penumbang cukup baik, maka perlu ditambah intensitas penerbangannya, dan yang tidak kalah penting adalah bagaimana cara penghematan penerbangan, saat pesawat berada di atas oleh Pilot, saat ini yang penting bagaimana dalam keadaan sulit ini, namun seluruh industri penerbangan di Indonesia bisa saling membantu, saling berpegangan tangan untuk maju bersama, tegasnya.
Wakil Rektor IV ITL Trisakti, Dr Juliater Simarmata juga menambahkan, bahwa hasil dari Seminar Nasional ini akan kita sampaikan pada Pemerintah dan industri penerbangan di Indonesia, dan ini sebagai bentuk kontribusi ITL Trisakti pada bangsa, dan ITL Trisakti juga mengundang anak-anak terbaik dari berbagai daerah di Indonesia yang nantinya ingin bekerja dibidang transportasi, akan diberikan beasiswa penuh, dan kesempatan tersebut bisa di akses di website ITL Trisakti, Hal ini dilakukan untuk menciptakan SDM Transportasi dan Logistik kedepan, dalam memasuki era trasportasi modern, dan ITL Trisakti-lah tempat terbaik untuk itu, paparnya. (Nrl)
Kenaikan mata uang dolar Amerika yang berdampak menurunnya nilai tukar rupah terhadap dolar, juga berdampak serius terhadap dunia penerbangan di Indonesia, dan untuk memberikan kontribusi positif, dengan solusi-solusi atas kenaikan nilai tukar dolar tersebut, Institut Transportasi dan Logistik Trisakti (ITL Trisakti) menggelar Seminar Nasional, dengan menampilkan pembicara para Pakar dibidang Transportasi Udara, diantaranya para ahli dari Industri Penerbangan, INACA, Sriwijaya Air, City Link, IATA, KNKT serta ITL Trisakti, Pembicara diantaranya Wismono Nitidihardjo (Kepala Riset INACA), Toto Nurcahyo (Dir. Komersial Sriwijaya Air), Agus lrianto (Vice President Revenue Citilink), Rita Rompas (IATA Country Manager for Indonesia), Soerjanto Tjahjanto (KNKT) dan Charles AN (Dosen ITL Trisakti).
Acara yang digelar Forum Dosen ITL Trisakti di lantai 7 kampus ITL Trisakti, Jumat, 12 Oktober 2018 tersebut juga diikuti oleh 400 peserta, diantaranya, Dosen, Mahasiswa, Dunia Industri Penerbangan serta tamu undangan lain, bahkan panitia juga menggunakan Auditorium ITL Trisakti melalui fasilitas Audio Conferences. Dengan tema “How Indonesian airline industry survivers from currency and fuel price turbulence”. Tema tersebut diambil juga karena dunia penerbangan di Indonesia, biaya operasionalnya diperhitungkan dengan US Dollar, seperti harga bahan bakar fuel, perawatan pesawat, Sewa Pesawat, Gaji Pilot hingga sewa bandara.
Rektor ITL Trisakti, Dr Tjuk Sukardiman disela acara tersebut menjelaskan, bahwa Seminar Nasional oleh Forum Rektor ITL Trisakti ini, sebagai upaya untuk memberikan kontribusi pemikiran pada semua industri penerbangan dan juga pemerintah, karena terjadinya kenaikan dolar sangat berdampak pada biaya penerbangan, hal ini dapat mempengaruhi bagaimana tingkat persaingan antar perusahaan penerbangan. Kita tau begitu sulitnya, bagaimana perusahaan penerbangan untuk bersaing satu sama lain, dan akhirnya nanti akan terjadi fenomena kartel, kalau yang kecil-kecil tutup. maka tinggal yang besar saja, ini sangat membahayakan bagi industri penerbangan di Indonesia, ungkapnya.
Dalam mengatasi permasalahan tersebut, ITL Trisakti akan mengusulkan perlunya regulasi dari pemerintah dengan memperhatikan pergerakan nilai tukar dollar terhadap rupiah, dengan regulasi yang semakin pruden policy, tidak sepenuhnya menyerahkan ke pasar mata uang, namun harus ada intervensi pemerintah, dengan azas Gotong-royong, serta harus diselesaikan secara integral, komprehenship antara pemerintah selaku regulator dan dunia industry secara keseluruhan, tegas Dr Tjuk Sukardiman.
Ketua Yayasan Trisakti, Dr Bimo Prakoso juga menambahkan, bahwa untuk mengatasi masalah kenaikan nilai tukar dolar terhadap rupiah, perlu adanya konsolidasi dilihat bagaimana dunia penerbangan dapat melakukan efisiensi, serta mengevaluasi jalur penerbangan, jika jalur ada yang merugikan maka intensitasnya bisa dikurangi, dan jika ada jalur padat dengan jumlah penumbang cukup baik, maka perlu ditambah intensitas penerbangannya, dan yang tidak kalah penting adalah bagaimana cara penghematan penerbangan, saat pesawat berada di atas oleh Pilot, saat ini yang penting bagaimana dalam keadaan sulit ini, namun seluruh industri penerbangan di Indonesia bisa saling membantu, saling berpegangan tangan untuk maju bersama, tegasnya.
Wakil Rektor IV ITL Trisakti, Dr Juliater Simarmata juga menambahkan, bahwa hasil dari Seminar Nasional ini akan kita sampaikan pada Pemerintah dan industri penerbangan di Indonesia, dan ini sebagai bentuk kontribusi ITL Trisakti pada bangsa, dan ITL Trisakti juga mengundang anak-anak terbaik dari berbagai daerah di Indonesia yang nantinya ingin bekerja dibidang transportasi, akan diberikan beasiswa penuh, dan kesempatan tersebut bisa di akses di website ITL Trisakti, Hal ini dilakukan untuk menciptakan SDM Transportasi dan Logistik kedepan, dalam memasuki era trasportasi modern, dan ITL Trisakti-lah tempat terbaik untuk itu, paparnya. (Nrl)
0 komentar:
Posting Komentar