Mahasiswa Baru UID Ikuti Mastama

Mahasiswa Baru UID Ikuti Mastama

450 Mahasiswa Baru Universitas Islam Jakarta (UID) mengikuti kegiatan Masa Taaruf Mahasiswa (MASTAMA) yaitu proses pengenalan Kampus, dimana sebelumnya mereka belajar di Sekolah Menengah Umum dan kini mereka memasuki proses perkuliagan di Perguruan Tinggi, sehingga jajaran Akademika UID memberikan bekal khusus pada mahasiswa baru.

Menurut ketua panitia Mastama, yang juga ketua BEM FAI, Hamdi Hasan dalam penekanan kegiatan Mastama adalah bagaimana mahasiswa baru agar lebih Akademis, terutama dalam kegiatan perkuliahan, serta memenuhi aturan dengan memberikan SKPI pada peserta yaitu Surat Pengantar Pemberian Ijasah.
Ini kegiatan rutin bagi mahasiswa baru UID, tegasnya.

Materi yang diberikan ada berbagai macam dan untuk pertama pemateri Prof.DR. Ir Raihan tentang Pendidikan Tinggi di Indonesia. Agar nahasiswa baru mengerti apa prioritas dalam Universitas.

Hari ini mereka memperoleh pembekalan dari 3 pemateri, dan keseluruhan akan diberikan oleh 9 pembicara. Dari mahasiswa yang ada di UID terdapat juga mahasiswa Non Muslim namun mereka tetap mengikuti materi yang ada, seperti penerapan intelektual yang Religius serta kompilasi Islam, juga bahasa Arab.

Kami berharap seluruh peserta mampu mengambil poin-poin penting dalam Mastama ini. Untuk bekal mereka menjalani jenjang perkuliahan di Universitas Islam Jakarta, papar Hamdi Hasan.

Ditempat yang sama Pemateri Mastama yang juga Ketua Yayasan Wakaf UID, Prof Raihan menegaskan bahwa sebagai Pengelola Perguruan Tinggi Universitas Islam Jakarta ingin menyampaikan pesan-pesan yang berkaitan dengan dunia pendidikan tinggi, serta kaitannya dengan UU no.12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi, perpres no.8 tahun 2012 tentang kerangka kualifikasi nasional sehingga mereka tau perses posisi jenjang mana dia berada serta apa hak dan kewajibannya, serta menjelaskan hal-hal tentang program pendidikan di UID.

Disamping itu kita juga memberikan motivasi untuk bersyukur, karena dari jumlah penduduk Indonesia baru 3 hingga 4% yang bisa mengenyam pendidikan tinggi, mereka harus bisa melihat kedepan untuk dapat berkontribusi dalam pembangunan bangsa dan negara.

Sesuai visi dan misi UID dalam mencerdaskan bangsa serta menigkatkan mutu pendidikan tetap kita tekankan pada peningkatan moral dan aklak. Karena tanpa moral dan aqlak yang baik kepintaran mereka bisa jadi bukan untuk pengabdian pada masyarakat tapi hanya untuk dirinya, bahkan bisa hadi untuk minterin orang, sekarang ini banyak orang pinter, tapi minteri, oleh sebab itu pembekalan potensi kemampuan etitut, skiil dan knowledge harus dimiliki oleh mereka. Jadi dalam bersikap maupun beretika harus didasari dengan nilai-nilai Agama.

Saat disinggung untuk kelas karyawan, Prof Raihan mengaku bersyukur karena minat mereka yang sudah bekerja namun tetap malanjutkan kuliah cukup tinggi, dan Universitas Islam Jakarta juga membuka kelas sore hari, dimana perkantoran pemerintahan pulang kerja jam 4 sore (16 WIB), maka perkuliahan bagi karyawan dilakukan sehabis Magrib. ditambah jatwal yang lebih panjang daripada yang regular, yaitu ditambah kuliah hari Sabtu. Untuk setiap prodi memang harus mencapai sebuah pembelajaran, dengan kurikulum yang sudah tersusun, maka bisa di ketahui pekerjaan apa yang sudah dilakukan sesuai pencapaian pembelajaran, sehingga bagi mereka yang sudah bekerja sesuai dengan capaian pembelajaran tersebut maka mereka tidak harus menyelesaikan mata kuliah tersebut sehingga nanti akan mengacu pada kerangka kualifikasi nasional (KKNI) sehingga tidak harus dengan jalur keilmuan tapi bisa dari jalur pengalaman kerja atau jalur profesi, misalkan mereka yang sudah kerja di pabrik atau industri maka dasar-dasar mengenai pengenalan mesin tidak harus diambil, hal inilah yang nantinya buat yang sudah bekerja bisa lebih cepat menyelesaikan kuliahnya, papar Prof Raihan. (Nrl)

0 komentar:

Posting Komentar

 

SEL SURYA

SEL SURYA