Sebagaimana program Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta dalam meningkatkan kualitas pendidikan kejuruan yang mampu meluluskan lulusan yang dapat bersaing di dunia kerja maupun di dunia industri, kini Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Kota Administrasi Jakarta Timur terus berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran maupun sarana, prasarana pendidikan di SMK Negeri maupun swasta di Jakarta Timur.
Kasudin Pendidikan Wilayah I Kota Administrasi Jakarta Timur, Ari Budiman pada wartawan menjelaskan bahwa untuk saat ini seluruh SMK di Jakarta Timur sudah menggunakan kurikulum 2013, seluruh guru bidang studi sudah mengikuti pelatihan kurikulum 2013 tersebut, meskipun anggaran kementrian terbatas namun bisa dilakukan dengan swadaya serta menggunakan pembicara guru dengan sistem Training of Trainer (TOT), jadi pelatihan yang tidak dengan anggaran pemerintah maka dilakukan dengan cara Mandiri. Semua dikoordinasi dengan baik sehingga tidak meresahkan, bisa juga dikoordinir Yayasan masing-masing dengan pembicara dari Sudin Pendidikan serta LPMP. sehingga pada tahun ajaran 2016 - 2017 ini seluruh SMK maupun SMA sudah menggunakan acuan Kurikulum 2013, paparnya.
Diakuinya dengan kurikulum 2013 ini, lulusan SMK akan lebih baik dan siap kerja, karena kurikulum ini akan membuat siswa makin mandiri, karena penugasan-penugasannya lebih tematik, kalau sebelumnya lebih kearah teoritis, tapi sekarang anak harus berfikir dengan tematik dan kreatif. Anak lebih aktif dalam metode pembelajaran yang ada, apalagi saat ini sudah ada fasilitas media taknologi informatika, maka anak lebih aktif lagi untuk mencari bahan pembelajaran di internet. Dan sejak tahun 2015 dan 2016 untuk Ujian Nasional SMK sudah menggunakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), paparnya.
Saat disinggung akan Pasar Bebas Asean (MEA), Ari Bidiman mengaku akan memberikan Pendidikan tambahan khusus, dengan sertifikasi. Jadi nantinya lulusan SMK disamping memperoleh Ijasah juga akan memperoleh Sertifikat sesuai kompetensi masing-masing, bahkan untuk percontohan sudah dilakukan di SMKN 26 (SMK Pembangunan) Rawamangun Jaktim, dimana pembelajaran diberikan selama 4 tahun, 3 tahun mereka belajar teori dan praktek, untuk 1 tahunnya digunakan praktek Sertifikasi, oleh sebab itu kedepan kita akan mendorong ke arah sana, ungkapnya.
Untuk menghadapi persaingan pasar ASEAN, lulusan SMK juga harus menguasai bahasa asing, paling tidak harus sudah menguasai bahasa Inggris, jadi lulusan SMK agar nantinya juga bisa meraih pasar kerja di luar negeri khususnya negara Asean.
Kerjasama sekolah dengan dunia industri juga terus kita dorong, bahkan sudah ada SMK yang menempatkan praktek kerja lapangan di luar begeri. sehingga nantinya setelah lulus juga bisa kerja di luar negeri, tegasnya. (Nurul)
0 komentar:
Posting Komentar